Mata uang India adalah rupee India. Secara internasional, kode mata uang India adalah INR dengan simbol ₹. Simbol tersebut berasal dari bendera India yang diwakili dengan garis-garis horizontal pada bendera.
Rupee India diterbitkan dengan sejumlah pecahan uang koin dan uang kertas. Simak ulasan mengenai mata uang India beserta sejarahnya dalam artikel berikut ini.
Rupee India (INR)
Dilansir dari Investopedia, nama rupee India berasal dari kata "rupiya", yakni koin perak yang dikeluarkan oleh Sultan Sher Shah Suri pertama kali pada abad ke-16. Mata uang India dibagi menjadi pecahan uang koin dan uang kertas.
Uang Koin
Di India, uang koin diterbitkan dalam pecahan 50 paise, 1 rupee, 2 rupee, 5 rupee, dan 10 rupee. Satu paise setara dengan 1/100 rupee. Koin dalam mata uang India dibagi menjadi dua, yaitu koin kecil dan koin rupee.
Koin kecil merupakan koin yang senilai dengan 50 paise. Sementara itu, koin rupee adalah koin yang bernilai sama atau lebih dari 1 rupee.
Uang Kertas
Mata uang kertas India dikeluarkan dalam pecahan 5, 10, 20, 50, 100, 500, dan 2.000 rupee. Pada bagian belakang uang rupee kertas, pecahan dicetak dalam 15 bahasa. Adapun pada sisi depan pecahan dicetak dalam bahasa Hindi dan Inggris.
Di India, uang kertas sering diperbarui dengan desain baru. India merupakan negara dengan perekonomian berbasis uang tunai. Secara umum, orang asing tidak diizinkan membawa INR ke dalam atau ke luar India.
Hal inilah yang menjadikan banyaknya peredaran uang palsu yang dilakukan berbagai pihak dalam aktivitas ilegal. Untuk mencegah penipuan, Reserve Bank of India (RBI) mengubah dan memperbarui uang kertas rupee dengan fitur keamanan baru.
Mata uang rupee juga mengalami perubahan desain dibanding sebelumnya. Uang kertas Seri Mahatma Gandhi lama yang diganti dengan uang kertas baru dengan nama yang sama.
Nilai tukar rupee India banyak mengalami pasang surut. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupee India, antara lain arus perdagangan, arus investasi, dan harga minyak.
Sejarah Mata Uang India
Rupee adalah nama umum untuk mata uang India, Maladewa, Mauritius, Indonesia, Nepal, Seychelles, Pakistan, dan Sri Lanka, dan mata uang sebelumnya Bahrain, Afghanistan, Oman, Kuwait, dan UEA, Burma, Afrika Timur Britania, Tibet, dan Afrika Timur Jerman.
Dilansir dari Times of India, penyebutan kata "rūpya" berasal dari Panini, seorang filolog Sansekerta, ahli tata bahasa, dan sarjana Hindu yang dihormati di India kuno.
Panini menggunakan istilah "rūpa" untuk menggambarkan sepotong logam mulia (perak) yang digunakan sebagai koin. Ia kemudian mendefinisikan rūpya sebagai sepotong logam yang dicap.
Dahulu, kerajaan yang mencetak rupee di India Kuno antara lain Gandhara, Shakya, Kuru, Kuntala, Magadha, Panchala, Surashtra, dan Surasena. Mereka menyebut mata uang itu sebagai "rūpya". Jadi, asal muasal rupee dapat ditelusuri sekitar tahun 1100 SM.
Pada abad ke-16, Sultan Sher Shah Suri mengeluarkan koin perak seberat 178 butir, yang juga disebut Rupiya. Adapun pada tahun 1604-1605 M, Raja Mughal mengeluarkan koin untuk menghormati dewa-dewa Hindu yang disebut dengan Rupiya. Koin tersebut dikeluarkan untuk menghormati warisan Hindu India yang harus dihormati.
Pada abad ke-19, rupee India merupakan mata uang lama berbasis perak yang memiliki konsekuensi drastis, karena negara-negara kuat masih menggunakan standar emas. Selama masa pemerintahan Inggris dan beberapa tahun pertama setelah kemerdekaan India, rupee dibagi menjadi 16 anna.
Anna (atau ānna) adalah satuan mata uang yang sebelumnya digunakan di British India yang setara dengan 1⁄16 rupee. Setiap anna dibagi menjadi empat bagian. Jadi, satu rupee sama dengan 64 paise.
Namun, pada tahun 1957 M, terjadi desimalisasi di mana rupee dipecah menjadi 100 naye paise. Setelah beberapa tahun, "naye" dihilangkan, sehingga menjadi 100 paise.
Demikian ulasan seputar mata uang India beserta sejarahnya. Semoga bermanfaat.
Sumber : Finance.detik